Kesadaran adalah Matahari. Kesabaran adalah Bumi. Keberanian adalah Cakrawala. Dan Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-kata.
~WS. Rendra
Kesabaran adalah Bumi
Bumi berputar secara berevolusi. Selain berevolusi, bumi juga berotasi. Kira-kira seperti itulah menurut penuturan parah ahli.
Akibat revolusi dan rotasi bumi, maka terjadilah siklus alam, yaitu: pergantian tahun, bulan, siang, dan malam. Serta sekali, dua kali, gerhana bulan dan matahari.
Dan sepertinya, bukan hanya pergantian waktu yang dihasilkan oleh perputaran bumi. Ternyata, makhluk yang ada di dalamnya pun ikut berganti.
Termasuk manusia, yang didaulat untuk mendiami bumi. Manusia dengan segala bentuknya, karakternya, warna-warninya, dan segala jenis masalahnya.
Masalah yang dihadapi manusia berbanding lurus dengan pergantian waktu yang dihasilkan oleh bumi. Semakin besar (lama) waktu yang dilalui, maka semakin besar pula masalah yang dihadapi.
Semasa kanak-kanak, masalah yang dihadapi juga tergolong kecil. Hanya seputar mainan baru, minta uang, dan merengek.
Berbeda ketika si manusia kemudian beranjak besar, dewasa. Maka masalah yang dihadapi pun akan jauh lebih besar. Tentu saja besar kecilnya itu sifatnya relatif.
Yang paling penting adalah, berani menghadapi masalah, menyelesaikannya, dan melaluinya. Bukan justru menghindarinya, lalu bersembunyi di sudut-sudut bumi paling terpencil.
Apalagi sampai merengek di media sosial, dengan deretan story: malam, bintang, sunyi, senja, mendung, hujan, kopi, susu, teh, gula, dan seterusnya. Sebab itu namanya bukan dewasa tapi kekanak-kanakan (menurut saya).
Cukup sadari bahwa manusia bukan satu-satunya penduduk bumi. Bumi bukan hanya berisikan manusia, dan manusia bukan satu-satunya dirimu.
Setiap makhluk punya soalannya masing-masing. Setiap orang masing-masing punya masalah. Jangan terlalu egois, jangan monopoli kesedihan.
Jangan merasa sebagai pusat bumi!
Cobalah seperti bumi!
Bumi berputar, berevolusi, dan berotasi, siklus terjadi, waktu berjalan, siang dan malam berganti. Dan hidup adalah tentang mempertahankan diri dari deretan masalah di atas muka bumi.
Bumi adalah kesabaran, dan kesabaran adalah bumi. Ia menanggung segala bentuk rupa penderitaan di dalamnya, dan segala jenis kejahatan di atasnya.
Di kesabarannya, ia selalu mengelilingi matahari agar semua makhluk yang ditanggungnya tetap hidup, tumbuh dan berbiak, beranak pinak, bersuku, dan berbangsa.
Dibandingkan bumi, penderitaan kita bukanlah apa-apa. Jadi berhentilah merengek, mengeluh, dan mengadu pada dunia. Sebab hanya akan mempermalukan diri sendiri, dan menjadi lawakan bagi semesta.
Posting Komentar